Setelah terpilih menjadi tamu kehormatan (guest of honor/GoH) pada ajang Frankfurt Book Fair 2015, tak ada jalan mundur bagi Indonesia untuk menjadi pemain penting perbukuan internasional. Komunitas perbukuan dunia telah menandai negeri kita dan dengan cermat mencari tahu apa yang bisa mereka dapatkan dari negara ASEAN pertama yang menjadi GoH pada pameran buku terbesar sejagat itu.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman, dalam Konferensi Pers Partisipasi Indonesia pada Frankfurt Book Fair 2023 di Jakarta, 11 Oktober 2023.

Menurut Arys, rasa ingin tahu masyarakat perbukuan internasional makin menguat karena pada 2019 Indonesia juga menjadi negara market focus pada ajang London Book Fair 2019 yang tidak kalah bergengsi. Kemudian, pada 2022, Jakarta menjadi tuan rumah Kongres ke-33 Asosiasi Penerbit Buku Internasional (IPA), kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dari hampir 70 negara.

Pada 2023 ini, Indonesia kembali menggenapi kiprah internasionalnya dengan hadir di Frankfurt Book Fair, 18-22 Oktober 2023. Indonesia melalui Pusat Perbukuan; Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek), mengirimkan delegasinya yang terdiri dari unsur pemerintah dalam hal ini perwakilan Kemendikbudristek dan pelaku perbukuan (Ikapi dan perwakilan penerbit).

“Ini ikhtiar penting dan tepat karena negeri kita harus menjawab rasa ingin tahu bangsa-bangsa lain tentang buku-buku Indonesia. Apalagi negeri kita memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan sekira 1.300 suku bangsa yang menjadi sumber tak berbatas bagi keanekaragaman isi buku-bukunya,” jelas Arys.

Sementara itu, Kepala Pusat Perbukuan, Supriyatno mengatakan tujuan keterlibatan Kemendikbudristek dalam pameran buku ini adalah 1) mempromosikan buku-buku buatan Indonesia, 2) menggali informasi tentang tren perbukuan dunia, 3) mengikuti perkembangan teknologi perbukuan dunia, dan 4) memperluas jaringan pelaku perbukuan dunia.

Tema yang diangkat adalah “Buku Bermutu untuk Literasi Indonesia”. Kemendikbudristek, tambah Supriyatno, membawa misi diplomasi budaya Indonesia dan peningkatan kemampuan literasi dasar melalui buku-buku terbitan Kemendikbudristek dan penerbit umum. Kemendikbudristek juga akan membawa buku nonteks berjenjang yang menampilkan sisi empati dan keberagaman yang disusun oleh Pusat Perbukuan.

Selain mempromosikan buku yang telah disusun Kemendikbudristek, pameran ini juga menjadi kesempatan  benchmarking buku-buku pendidikan yang beredar di berbagai negara. Forum ini juga menjadi peluang untuk melakukan kajian kebijakan dalam upaya meningkatkan ekosistem perbukuan di Indonesia dengan melihat model buku pendidikan yang dipamerkan di sana. []

Skip to content